Satu persatu jalan dibuka. Ketika saya mulai merasa "letih" menghadapi mata kuliah atau tugas tertentu, Allah gerakkan hati saya untuk mengikuti majlis ilmu yang membuat hati menjadi rapi, atau biasa disebut dengan kajian. Perapihan hati yang mebuat saya tertampar - tampar. Di saat saya mulai "lemas" semangat, Allah memberikan penyemangat dengan hadirnya orang - orang di sekitar yang "peduli" terhadap saya : orang tua, saudara, teman - teman.
"Perempuan juga harus mandiri." mbak saya yang paling oke mengatakan demikian.
Iya memang perempuan itu harus mandiri ; bisa masak, nyuci, ngurus rumah, ngurus anak kecil, sampai tingkatan dasar menjahit kalau ada pakaian robek atau sekedar pasang kancing dkk. Tapi maksud mbak saya di atas lebih di spesifikkan untuk usaha nyari rizki / mandiri secara finansial. Kalau sudah nikah memang pihak suami yang harusnya cari nafkah untuk membiayai kebutuhan keluarga termasuk istri. Tapi kalau belum menikah? Nah loh... Sebenarnya saya juga sudah merasa agak "nggak enakan" kalau tiap bulan saya masih di subsidi oleh orang tua (walau kedua orang tua saya sih sepanjang ini masih oke - oke aja ngirim tiap bulan), saya sudah menginjak kepala dua tapi belum mandiri secara finansial. Malu. T.T
Ya Allah... lapangkanlah rizki untukku dan untuk kedua orang tuaku, berilah yang halal berkah, manfaat dan melimpah..
Kita tidak pernah tau kedepan itu akan seperti apa : Suaminya siapa? pekerjaannya apa? kondisi ekonomi keluarga kita nanti gimana? pihak istri harus ikut membantu cari nafkah atau tidak?. Nah, walaupun tidak ada kewajiban perempuan itu harus bekerja, dan disunahkan-pun tidak, mumpung masih single ayo kita sama - sama belajar. Soalnya suatu saat kita bakal jadi manager hebat di dalam rumah kita masing - masing. Perlu latihan, perlu pembiasaan.
Sedikit demi sedikit ayo mulai. Resapi kisah keteladanan yang bisa kita ambil dari bunda Khadijah. Perempuan hebat dengan harta benda melimpah yang selalu dipersembahkan di jalan-Nya. Bukankah kita juga mau demikian? Saya yakin jawabannya pasti : Ya. Mempersiapkan jiwa raga dan harta benda untuk mendukung kebaikan.
Mau apapun jenis "aliran" usahanya, terserah. Yang penting halal dan baik. Latihan - latihan, bukan waktunya lagi untuk main - main seperti anak TKdan SD. Kita harus serius. Serius mempersiapkan masa depan..
Ayo serius!
Mulailah segera, dengan bismillah..
Ya Allah, permudahlah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar