CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 29 November 2013

Perempuan Teknik



Selalu kagum dengan perempuan - perempuan yang berada di fakultas teknik. Jalannya, geraknya cepat, cekatan dan pola pikirnya sistematis. Ah ya, bukankah di fakultas teknik ugm juga "dikenal dengan akhwat - akhwatnya yang militan"? Subhanallah sekali...

Ngebayang mereka harus bersaing dengan para lelaki yang dikenal jago berlogika sekaligus berfisik prima.. Waw.

Hari ini kembali dibuat salut oleh perempuan teknik. Sekalipun kawasan teknik, perempuan teknik fitrahnya memang perempuan. Tetap lembut, penuh sayang dan keibuan. Kalian luar biasa!

Sesekali juga saya bisa mengerti rasanya jadi kaum minor, saat kita beradu logika dan ketangkasan kerja. Ya, elins yang didominasi oleh kaum adam memang demikian adanya. Sekalipun elins bukan termasuk dalam fakultas teknik.

Photo by blog.timesunion.com 

Pengobat Rindu

Sebuah kerinduan yang seringkali hadir mengetuk saat memikirkan siapa orang yang ingin saya temui. Mereka. Ada sisi historis yang membuat saya ingin beretemu, saat pulang ke daerah asal. Walau untuk sekedar bertanya : "Apa kabar?" atau sekedar berkata : "Tetap semangat ya!"

Ada sejarahnya, benar sekali. Ada kerinduan yang menyeruak karena pernah berada dalam barisan Mata Hasan. Dan bisa jadi untaian cinta itu terus bertambah - bertambah dan bertambah, terpilin tidak pernah putus. Sambung menyambung dari satu generasi ke generasi yang lain. Tanpa jeda, tanpa spasi. Walau belum saling sebut nama (karena kita belum saling kenal), wajah - wajah itu mengingatkan saya pada satu simpul, satu ikatan. Terasa selalu dekat. Saya ada dan kalian ada. Kita sama - sama ada. Walaupun kita jauh jarak  usia. Kalian tetap adek - adek saya. Terserah kalian mau terima atau tidak.Hehe

Iya, kerinduan itu kembali hadir saat saya menginjakkan kaki di kampus smansasi. 1 tempat yang selalu saya tuju untuk pertama kali ; Masjid Ash - Shidiqi. Dan tetiba saya kembali diingatkan, tetiba memori ini memutar kembali kebelakang ; saya melihat wajah - wajah teman satu genggaman semangat, segala tingkah polah dan kegiatan mereka. Bersama - sama. Dulu. Saat masih berseragam abu - abu putih. Tahun 2007 hingga 2010. Tempat itu pernah menjadi saksi ; kebersamaan, tempat belajar, dan..."titik mula hijrah" kita.

Adek - adekku, entah detailnya bagaimana saya mengucapkan kata - kata kepada kalian. Bagi saya pertemuan dengan kalian adalah ramuan pengobat rindu dengan teman - teman seperjuangan dulu yang kini sudah bertebaran penuh manfaat di muka bumi, ramuan manjur untuk menambah daya dengan semangat muda kalian. Pesan - pesan itu, saran - saran itu murni saya ucapkan bukan karena saya adalah orang yang "sudah baik", tapi itu justru semata - mata agar kesalahan atau kekurangan yang pernah saya lakukan semasa sepert kalian jangan pernah terulang lagi di kemudian hari. Percayalah...

Adek - adekku... adakalanya kita baru bisa menyadari bahwa ucapan seseorang akan benar adanya setelah kita melewati kejadiannya. Maka tetap bersiap siagalah... Omong kosong jika motivasi itu mutlak datang dari orang lain. Karena sesungguhnya motivasi terbaik adalah karena kita sendiri yang telah menjadi motivatornya. Dan sekali lagi.. tetap bersiap siagalah.

Kamis, 28 November 2013

Dee


Kamu itu siapa Dee? Saya selalu dibuat habis kata setelah memandang puzzle - puzzle huruf yang kamu susun. Mungkin ini yang disebut dengan hanyut yang sehanyut - hanyutnya, pasrah dalam aliran cerita yang kamu buat tanpa adanya perlawanan untuk menentang arus.

Ah, Dee kamu itu siapa? Tega - teganya merenggut waktu kencan saya dengan buku - buku kuliah. Lalu kamu "menjerumuskan" saya dalam kisah - kisah yang kamu cipta. Dan, saya menikmati --dengan tiada bosan. Kamu yang menarik tangan saya untuk lebih suka pergi ke toko buku dibandingkan dengan pergi ke perpustakaan kampus.

Dee jari kamu terbuat dari apa sih? Apakah didalamnya ada tinta yang tidak perah habis? Lalu kamu bersekongkol dengan tombol - tombol keyboard untuk menyatukan mereka menjadi sebuah karya "tulisan gila"? Terus, kepala kamu itu isinya apa? Semuanya bisa kamu "gombalin". Benar - benar gila.

Kurang apa?


Berbagai peristiwa muncul ke permukaan. Dingkat dalam bentuk berita elektronik, surat kabar, maupun yang sering terlihat dalam keseharian. Harusnya itu menjadi cermin dan membuat kita bisa berkaca dari ujung kaki sampai puncak di kepala, tentang jiwa yang tersemat di dalamnya. Betapa Allah sangat sayang terhadap kita. Tapi sayangnya, cermin yang kita pakai hanya untuk melihat pantulan bayangan fisik. Lalu kita kemanakan sang jiwa?

Harusnya ini bisa menjadi pelajaran. Tentang diri yng seringkali protes tak terima akan segala sesuatu yang ditetapkan. Hey, percayalah jika semua keinginan harus terwujud saat itu juga, dalam "bentuk" yang diinginkan maka dunia ini pastilah akan terjadi kekacauan. Segalanya terbentur tak teratur. Maka dari itu, biarlah Allah Yang Maha Tahu yang akan mengatur segalanya. Toh, Insya Allah doa - doa kita terkabulkan ; dalam wujud yang kita minta, ditangguhkan, atau diganti dengan yang lebih baik. Bukankah itu suatu keadilan? Ingatlah Allah tidk akan pernah mempersulit hamba-Nya, hanya kita saja yang sering mempersulit diri dan merumitkan segala sesuatu yang sebenarnya sepele.

Ada satu titik dimana suatu keadaan menyadarkan kita : "Oh, ini toh mengapa Allah memilihkan saya dengan jalan seperti ini. Bukan seperti yang saya minta". Iya memang ada kalanya. Dan seorang penjaga hati sejati, dia akan selalu mengkondisikan hatinya dengan seribu satu macam alasan kebaikan bahwa segala sesuatu yang digariskan olehnya adalah tebaran hikmah dan taburan cinta yang Allah semai di dalam langit - langit hatinya. Persembahan iman terbaik dalam setiap kepalan semangat yang tergenggam dari kedua telapak tangannya.

Itulah mengapa Al - Qur'an mengajarkan untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong. Sebuah puncak penghambaan bahwa diri ini bukanlah siapa - siapa, dan tidak ada apa - apanya melainkan dengan kekuatan cita dari-Nya. Kehujanan sedikit kita bisa sakit, kepanasan sedikit kita bisa gelisah, dan saat kekurangan air kita bisa mati. Lalu kekuatan apa dari kita yang bisa untuk dibanggakan? Sedangkan sabar adalah benteng pertahanan yang paling kokoh untuk tetap menjaga, melindungi dan ekspresi terbaik saat dirundung duka maupun diberi bahagia. Sayangnya, kita cenderung suka dengan ketidaksabaran saat harus menghadapi sabar.

Yang terbaik, yang memberikan seribu satu alasan positif  tentang apa yang Allah beri. Percayalah suatu saat Allah akan menjawab bahkan mengungkap mengapa Allah memberikan "ini" bukan "itu", mengapa Allah memilihkan sesuatu yang kita mau. Ya ;  kepantasan, keselamatan dan kebaikan kita.

Media saat ini ramai oleh suatu kasus tentang sebuah profesi. Saya memetik hikmah dari yang telah berjalan ini. Allah begitu mencintai saya, hingga menjauhkan saya dari resiko yang akan merumitkan dan menyulitkan diri. Oleh karena itu Allah memberikan peta, dan memilihkan saya jalan yang lain, insya Allah ini adalah yang terbaik. Lalu kurang apa lagi?

 Maka nikamat Tuhamu yang manakah yang kamu dustakan?

Photo by allegrement.blogspot.com

Selasa, 19 November 2013

Untuk besok

               Kamu tau, kamu adalah yang benar – benar aku tunggu. Membayangkanmu adalah suatu kebahagiaan. Satu dua hari menunggu hingga terjumlah menjadi minggu, minggu menjadi bulan. Aku menunggumu dengan tergesa – gesa sehingga waktu terasa mudah sekali datang, namun sukar sekali untuk beranjak. Cepat, namun nyatanya lama. Tapi itu dulu. Dulu ketika harapan kuncup untuk segera dimekarkan saja. Ya, dulu. Beda dengan sekarang.

                Bukan salah kamu, bukan salah siapapun —Ah dusta, buktinya aku masih saja menyalah – nyalahkan walau entah tepatnya kepada siapa. Tapi, tolong bantulah aku untuk tidak menyesali kamu, menyesali kamu yang akan datang esok karena sesuatu ataupun seseorang. Jangan buat aku benci kepada siapapun. Bantu aku.

Teruntuk hari esok yang sempat menjadi mimpi indah. Mungkin aku yang harus pergi sementara  untuk menghindar—ah betapa pengecutnya. Tetap bertemu denganmu namun dalam konsisi dan situasi yang lain. Bukan untuk menatapmu. Aku tak pernah menyanggupi.

Besok, tetaplah kamu ada. Muncul bersama mentari dan kembali terbenam yang akan digantikan rembulan. Entah panas terik, atau dingin hujan rintik. Esok aku akan tetap bersaamu, namun dalam tempat yang berbeda. Maaf, kamu terlalu menyilaukan.

Beberapa bulan lagi, aku akan kembali. Kembali menemuimu, menatapmu. Aku berjanji. Menemuimu, bukan untuk melarikan diri. Bantulah aku, dengan doamu. Agar esok – esok kedepan kita bisa segera bertemu dalam satu ruang dan waktu.

Esok, sampaikan kepada mereka untuk tdak mengecewakan kamu dan aku. Sampaikan juga bahwa inilah yang terbaik. Untuk esok, temuilah mereka dalam kebahagiaan.

Jogja, menjelang 20 November 2013

Jumat, 15 November 2013

Ada apa? | Cinta




Bismillah...
Saya nulis cerita agak aneh ini dengan suatu kebingungan yang luar biasa.
Umur saya 21 (iya sih udah tua, tapi kan belum tua tua amat). Di usia saya saat ini yang masih unyu - unyu (versi diri sendiri), ada aja aneka curhatan teman - teman, mba - mba, saudari (untung yang curhat permpuan semua) ngomongin tentang cinta, nikah dan sebangsa tanah airnya. Oh my...
Bahkan diantara mereka ada yang request kalau mentoring ngisi materinya tentang cinta, minta dibikinin tulisan tentang cinta bahkan tentang pernikah. uhuk
*seketika hening*

Mereka curhat tentang begini begitu aneka leliku hati ; ada yang jatuh cinta, ada yang ingin menikah, ada yang lagi sering digombalin (dan seneng -__-'), ada yang ingin cepet nikah dan punya suami sholih, ada yang galau, ada yang barusan dilamar (dan dia cerita dengan cengengesan), ada yang lagi cemburu. Aahh macem - macem. Serasa jadi dokter cinta kalau begini caranya.
Mm.. sebentar - sebentar. Mereka cerita begituan atas dasar wajah saya yang sudah berumur (tua) atau karena yang lain ya? Hiks. Kalau dilihat dari pengalaman pastilah saya dikategorikan minim dan masih belum ada apa - apanya, sama - sama belum menikah juga. Atau karena teman main saya "orang - orang tua"? Hehe.

Usia 20 tahunan bisa dibilang adalah usia kegalauan (mungkin bagi perempuan). Udah ngrasain kan ditanya saudara / kerabat orang tua "Udah punya calon belum?". Belum lagi kalau undangan nikah pada beterbangan. Haha semakin menjadi apalagi ketika teman dekat sendiri yang menikah "Giliran saya kapan?" Hehe habis dah.
Berbicara tentang perempuan dan pernikahan. Seorang perempuandianugrahkan sebongkah kehalusan perasaan yang sangaaat luar biasa (kan nanti bakal jadi ibu yang ngurus anak jadi dibekali kesabaran ekstra dan pernak penik lain di hatinya). Perempuan punya berbagai macam aksesoris hati yang berhubungan dengan perasaan ; kepekaan, perhatian, kelembutan, kasih sayang dan sebagainya. Sebenarnya itu adalah tombak tombak penjaga dan benteng pertahanan seorang permpuan apabila dapat dikelola dengan baik, karena aksesoris - aksesoris hati seperti itu yang terbaiknya hanya diimiliki oleh perempuan. Sayangnya dalam praktek di lapangan, pengelolaannya kadang tidak bisa sama dengan SOP yang harusnya ditaati. Hoho.

Begini contohnya dari beberapa teman yang sudah curhat ke saya, ataupun saya tau langsung dari kisah keseharian : Seorang perempuan akan mudah sekali "leleh" ketika diberikan kalimat - kalimat yang menurut dirinya kalimat itu menyentuh (baca : gombal). Cengengesan deh tuh XD . Trus keberlanjutannya dia jadi dipikirin terus - menerus dan galau "kok mas itu perhatian ya?". Apalagi kalau habis dikasih hadiah, wah girangnya bukan main. Haha. Tapi taukah teman - teman sekalian? bahwa bagi laki - laki mungkin nggombalin anak orang itu biasa aja, tapi bagi perempuan itu bisa saja diibaratkan sebagai air dan pupuk yang bisa menyuburkan buunga di taman hatinya. Hadiah itu mungkin biasa saja, bahkan dia tidak hanya memberikan khusus kepada satu perempuan, tapi untuk teman lainnya juga. Dan memang maksud-nya biasa saja, nothing special. Nah, tapi tak jarang, bagi perempuan mereka menganggap bahwa itu adalah sebuah "kode"
Kasus diatas banyak terjadi dan "makan korban", Saat sang perempuan sudah mengharap "lebih", tapi nyatanya itu hanya biasa saja, tidak ada apa - apa. Tidak ada lanjutan lamar - melamar.
Adakalanya bahkan seringnya saya amat sangat berterimakasih pada jiwa - jiwa kecuekan dan ketidakpenasaran-an yang saya miliki. Hehe (ini sifat langka yang dimiliki perempuan). Berterimakasih juga dengan sifat "lupa-an" (parah, saya susah inget wajah sama nama orang) dan "ketidakpeduli-an" saya yang bisa muncul di saat yang tepat (ternyata mereka berguna, hehe). Saat - saat tertentu sifat cuek sangat diiperlukan dan dibutuhkan untuk menangkis serangan "gombal" dan berbagai tindakan (yang kita sebut dengan) perhatian. Di bawa santai...

Wahai lelaki, kalian juga telah turut serta dalam pengkondisian hati perempuan. Nggak usak mainan gombal, atau (sok) perhatian yang berlebih kepada perempuan. Jangan modusin anak orang kalau nggak berani meminta ke ayahnya. Jangan buat mereka "leleh" hati sebelum saatnya. Kalian turut andil di dalamnya, maka jangan macam-macam.
Wahai perempuan shalihah, hati kalian itu sejatinya lembut dan super lembut, oleh karena itu jagalah dengan sebaik - baiknya. Jangan mudah GR, jangan mudah meleleh. Kita lembut, namun kita juga bisa sekuat batu karang. Jangan turunkan harga diri kita sendiri dngan harapan - harapan semu.
Tidak usah pula terlarut dalam resah, karena sudah terjanjikan yang baik hanya untuk yang baik.

Fokus, fokus, fokus. 
Belajar, cari bekal yang banyak. Jangan memastikan yang belum pasti. Jangan merasa memiliki dengan sesuatu yang belum menjadi hak milik. Mari kita berbenah. Sekali lagi karena sudah terjanjikan yang baik itu hanya untuk yang baik. Siyam & qiyam.  shaum dan shalat malam Insya Allah akan membentengi diri dan iman kita, teman setia dalam perjalanan iman kita. Semoga.
Wallahu a'lam..

.:Sedang mengigatkan diri sendiri. Semangat membina! :.

Photo by weheartit.com

Si Unik

Ada satu orang unik, asli seriusan.
Belum pernah atau lebih tepatnya nggak pernah "nemu" dimanapun, kecuali disini. Di tahun 2010 pas jadi mahasiswa di tahun pertama, pada suatu momen kegiatan...  *rahasia, nanti ketauan* XD
Beda dengan yang lain (ya iyalah, karena setiap manusia kan beda), sampai nginjak 3 tahun disini, dia masih aja beda (tambah tua, tambah dewasa). Hehe
Aduh, gimana ye kalau diperjelas nanti ndak malah ketahuan kan bahaya. Kali kali ada yang GR. Saya pindah lapak dari sini deh buat ngelanjutin cerita tentang orang unik yang satu ini.
Satu hal yang paling ingat dan saya apresiasi adalah dia dekat sekali dengan ibunya.
*Sekian*

#AgakNggakJelas

Senin, 04 November 2013

Udara Sunda | Pra perjalanan

Bisa jadi ini dinamakan dengan perjalanan nekat dan (sok) berani. Pergi ngebolang sendiri dari Jogja menuju Bandung. Awal mula banyak rancangan rencana yang ingin di tunaikan ke Jatim-lah, muncak-lah, jalan - jalan-lah. Ah wacana.
Tapi untuk urusan ke Bandung, saya nggak mau berwacana. Biar orang bilang maksa, ambisius, aneh dll kali ini saya agak nggak peduli. Hidup hidup gue, hehe dan mumpung masih jomblo *ups* jadi masih bisa bebas jalan - jalan.

Hari Jum'at tangal 1 November 2013 tepatnya saya berencana untuk berangkat, setelah menggalau karena nggak dapat tiket kereta ekonomi (kehabisan) yang mengalihkan keputusan untuk naik bus saja. Jum'at dengan agenda yang lumayan padat, disamping harus ngajar les. Jam setengah 3 sore saya baru bisa ke Jombor buat beli tiket. Yap Pahala Kencana, lumayan agak *uhuk* harganya. Nyampe kos jam 4. Dilanjutkan karena udah janji datang syuro media, saya memutuskan untuk berangkat, sebelumya melakukan aktivitas njemur baju (kan sayang kalau mau ditinggal tapi belum dijemur), packing 2 biji baju. Terus langsung otw ke tempat syuro. Telat dan saya cuma kenalan, terus pergi lagi (udah jam 15:24) padahal bus berangkat jam setengah 5 sore. ckck. Lanjut beli minum dan roti buat bekal (saya belum makan dari pagi nih). Dan nyampe kosan jam setengah lima lewat. Dikosan juga sepi nggak ada orang. Lalu siapa yang mau nganter ke terminal? Sipaaa? Setengah lima lewat dan masihkriik kriikk..

Dengan panik saya nge-sms.in orang - orang suruh cepet pada pulang => telpon nggak nyambung, WA pending, sms lama dibales. Agen bus udah nelpon, katanya bus udh masuk terminal. Haduuuuuuhh.. njuk piye? Pikiran mulai macem- macem, kalau di tinggal bis nya gimana???? Huaaaa... setengah lima lewat tapi belum juga berangkat dari kosan.
Sikaaaatt.. akhirnya yang diharapkan datang. Mba Depi (mbak 1 kosan) datang dengan si nyink nyink (nama motornya) langsung saya samber. Mba Depi saya "taroh duduk di belakang". Ngebuutttt, eaaaa salip samber sana sini ngerem depan belakang. Dan kayaknya Mba Depi sebel sama kelakuan saya hari itu. Hehehe ampun mbaaa.. :3

Iyak, sampailah di Jombor setelah melewati jalanan macet dan harus putar balik karena ada si jalan layang yang belum jadi. Nyampe di agen bus-nya dan cliiiiiiing... mobil nya udah nggak ada. Pucat. Pasrah. Hampir jam lima (kurang dikiitt banget). Haduuhh.. padahal udah beli satu dus bakpia. Lalu???

--- bersambung ---