CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 20 Oktober 2013

Memendam


Membuka lubang baru, tapi belakangan sadar bahwa jika ada celah maka akan mudah sekali untuk terisi. --Akhirnya kamu memendam.
Menggali lubang baru, tapi selanjutnya mengerti bahwa jika ada celah maka mudah sekali untuk dimasuki benda - benda asing yang aneh. -- Akhirnya aku memendam.
Kita bersepakat tanpa ada janji terucap. Masing - masing dari kita cukup memendam dulu. Belum ada suatu kelegaan. Masih ada nafas yang tertahan untuk dihembuskan, masih butuh banyak udara untuk di hela.

Kita bersepakat dalam diam, dan kita menikmati. Bersepakat menyakiti diri dengan pemendaman kata yang tak kunjung terucap. Bagi kita mungkin inilah jalan yang terbaik. Menghayati setiap diam dengan diam. Sesekali berkata, seperlunya. Ternyata, kita menikmati sakit dalam diam. Dan anehnya, kita sama - sama menikamati itu. Sakit, diam. Bahagiapun, diam. Berkata banyak hanya akan membuat kita sama - sama tersedak dalam kebingungan.

Dalam satu ruang yang berbeda. Aku disini dan entah kamu dimana. Pendamlah dengan kokoh, agar pohon yang kita tanam kuat menghujam ke bumi dan kelak akan tumbuh menjulang ke angkasa. Akan tiba saatnya juga masing - masing dari kita akan memetik hasilnya. Entah dengan bersama atau tidak. Pendamlah itu kuat - kuat. Aku khawatir jika tidak kuat, maka akan goyah. Akhirnya kita hanya saling menunggu dalam diam. Entah sampai kapan.

 Photo by www.artlimited.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar