Saat hadirnya hanyalah benalu
Memikul kelu yang bertalu – talu
Karena sebatang kara hanylah kerapuhan
Karena kesendirian hanyalah kepayahan
Terseok, terbentur dan hanya mencoba merasa
sendiri
Tanpa teman, yang ada hanyalah lawan
Tanpa sadar,
semuanya serba datar
Gelap, seperti malam yang lelap tanpa gemerlap
Dan perlahan aku mulai berbahasa
Memilin cinta, cinta untuk Sang Maha Cinta
Menguntai
kasih, kasih untuk Yang Maha Mengasihi
Dan aku terus berbahasa
Bersamanya, terikrar kuat ikatan hati
Menuju kampus kehidupanku
Kampus yang Madani
Dan aku akan selalu berbahasa
Mangayuh langkah bersama
Mengagumi setiap peluh dari wajahnya
Wajah – wajah kami..
Wajah – wajah yang merindu surga-Mu
Aku mulai berbahasa kembali
Aku ingin bertemu denganMu
Dalam sebuah kemuliaan
Hidupku, matiku hanya untukMu Rabbi
Selaksa merindu pagi... dengannMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar